Selasa, 10 Januari 2017

http://akbid.adila.ac.id/
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
  1. UltilitarismeKeputusan yang diambil dengan pertimbangan memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan ketidaksenangan .
  2. Deontology : Sesuatu dikatakan baik bila bertindak baik.
  3. Hedonisme : Sesuai kodratnya, setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari ketidak senangan.
  4. Eudemonisme : Bahwa dalam setiap kegiatanya manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik baginya.    
1. Teori Ultitarisme dibagi mejadi 2 yaitu  
 aUtilitarisme Tindakan  Pada bentuk ini setiap perbuatan dinilai berdasarkan konsekuensinya. Maka suatu perbuatan dapat dinilai baik atau buruk sejauh dapat meningkatkan atau mengurangi kebahagiaan sebanyak mungkin orang. Contoh Pelaksanaan imunisasi PIN setiap bulan Oktober – November untuk mengeliminasi penyakit Polio di Indonesia.   
b. Utilitarisme Peraturan (tidak  mebenarkan jika melanggar peraturan) Namun ilmuan inggris menegaskan bahwa prinsip kegunaan tidak harus diterapkan atas salah satu perbuatan, melainkan atas aturan-aturan yang mengatur perbuatan kita. Contoh kasus : Kasus aborsi teurapeutik   

2. Teori deontology  Hal-hal benar yang harus dilakukan tanpa mempertimbangkan konsekwensinya. Teori “Kants” merefleksikan bahwa bertindak secara moral memiliki kaitan dengan penghormatan terhadap tugas. Dalam teori ini. Aturan-aturan moral diaplikasikan pada setiap orang. Contohnya : seseorang tidak boleh berbohong pada kondisi apapun.Contoh kasus :   Ketika seorang harus ke suatu tempat, lalu datang seorang bapak yang minta pertolongan bidan agar dapat membantu kelahiran bayinya, maka bidan harus melakukan kewajiban yang dilakukan sebagai seorang bidan. diberlakukan kepada pasien dengan kondisi tertentu, karena di suatu agama dan hukum tidak dibenarkan tapi ketika kondisi ibu tersebut benar-benar akan mengancam jiwa ibu maka abortus terapeutik akan sangat dibutuhkan.  
3.Teori Hedonisme (bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya). 
4. Teori EudemonismeContoh kasus : Ketika seorang bidan di desa menghadapi kasus kegawatdaruratan dalam situasi bingung, takut dan cemas tapi tetap harus mampu melaksanakan penatalaksanaan untuk mencegah kondisi menjadi lebih buruk. 
pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada. Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh
Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik. Wewenang lebih bersifat rutinitas Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten
              Faktor-Faktor  Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
            1. Posisi/kedudukan
            2. Masalah, terstruktur, tidak tersruktur, rutin,insidentil
            3. Situasi:faktor konstan, faktor tidak konstan
            4. Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak
            5. Tujuan, antara atau obyektif
             1. Posisi atau kedudukan  
            Dalam mengambil suatu keputusan posisi atau kedudukan sangat  menentukan yaitu apakahposisi seseorang itu masuk ke dalam pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) atau karyawan (staff) karena dari penentuan posisi inilah kemudian dapat ditentukan bagian apa yang harus dikerjakan pada posisinya masing-masing sehingga keputusan yang diambil bisa tepat.
            2. . Masalah 
            Masalah merupakan suatu penghalang untuk tercapainya suatu tujuan, jadi dalam mengambil suatu keputusan harus benar-benar dipahami masalah yang sedang dihadapi sehingga kita bisa mengambil keputusan yang tepat dan juga suatu tujuan dapat tercapai.
            3. Situasi.  
            Situasi merupakan keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan yang berkaitan satu sama lain dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat. Situasi ini ada yang bersifat tetap dan ada juga yang berubah-ubah.
            4. Kondisi  
            Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya
             5. Tujuan 
            Tujuan yang hendak dicapai baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha yang pada umumnya telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objektif. 
            Adapun dalam referensi lain pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor personal.
            Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting karena dipengaruhi oleh 2 hal yaitu:
            1. Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat pribadi dan bidan bisa memenuhi kebutuhan.
            2. Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan.  
             Ada 3 keterlibatan pengambilan keputusan :
            1. Terlambat mengenali tanda – tanda bahaya kehamilan sehingga terlambat untuk memulai pertolongan.
            2. Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan
            3. Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba di tempat pelayanan

            Tidak ada komentar:

            Posting Komentar